UPDATE HARGA DOC 23 FEBRUARI 2016 CIBADAK 3000, superchick 3500,CP SUPER 4500,CP POLOS 3800 WONOKOYO 2800, kms 3000 PEMESANAN MINIMAL 2500 EKOR DOC AKAN KAMI KIRIM KE KANDANG ANDA.

Jumat, 22 Juni 2012

PENTINGNYA PERHITUNGAN FCR PADA BROILER

Feed Convertion Ratio (FCR) atau rasio konversi pakan merupakan satuan untuk menghitung efisiensi pakan pada budidaya pembesaran dan penggemukan.  Dengan menghitung FCR dari ayam broiler akan sangat membantu kita di dalam mengefisienkan pakan yang akan kita gunakan. Hasil perhitungan FCR dengan angka yang kecil berarti pakan yang diberikan tersebut semakin bagus.

Rumus menghitung FCR adalah jumlah pakan selama pemeliharaan dibagi total bobot ayam yang dipanen.

Contoh perhitungan :

Diketahui populasi ayam sebanyak 1000 ekor, menghasilkan berat ayam 1,3 kg, dengan penggunaan pakan sebanyak 40 sak, maka FCR-nya adalah :
Diketahui ,
Populasi = 1000 ekor
Berat Ayam = 1,3
Banyaknya Pakan = 40 sak (1 sak = 50 kg) = 2000 kg
Ditanyakan, 
Berapa FCR-nya?
Penyelesaian,
Berat total ayam yang dipanen = 1000 X 1,3 = 1300 kg
Feed Convertion Ratio (FCR)  = 2000 / 1300 = 1,54
 

Kamis, 21 Juni 2012

PADA BROILER MODERN “FUNGSI PEMANAS = PRODUKTIVITAS”

(( Fungsi pemanas pada ayam potong adalah sangat penting sekali. Karena ayam potong adalah jenis ternak hasil bioteknologi yang sangat sarat dengan intervensi manusia di dalam kehidupannya. ))

Dalam situasi perekonomian yang sudah demikian mengglobal, di mana harga hasil produksi perunggasan yang tidak bisa diprediksi dan juga tidak bisa dikendalikan, maka salah satu untuk memenangi pertempuran adalah mengendalikan dan mengoptimalkan faktor internal budidaya.
Artinya jika faktor eksternal itu berada diluar kendali kita, maka peternak jika ingin meraup keuntungan, tidak lain harus mampu mengendalikan faktor internal. Yaitu pada aspek budidaya atau tatalaksana.
Salah satu dari banyak variabel faktor internal adalah memahami arti penting pemanas buatan bagi ayam potong modern. Jika selama ini banyak pihak yang kurang memahami keberadaan dan fungsi essensial pemanas buatan, maka paradigma dan asumsi itu harus segera ditinggalkan.
Mestinya keluhan DOC dan harga pakan mahal dan juga harga jual panen yang rendah harus dijadikan dasar pijak untuk menggenjot produktifitas yang optimal. Baik dari bobot maupun mortalitas.
Suhu lingkungan kandang bagi ayam potong modern, tidak bisa dianggap sepele dan justru harus dijadikan titik awal kesuksesan sebuah usaha budidaya. Menurut Pakar Kesehatan Unggas yang cukup populer, Drs Tony Unandar MSi, bahwa salah satu karakterisitik ayam potong modern adalah konversi pakan yang rendah dengan kecepatan pertumbuhan yang tinggi.
Dan yang paling penting adalah pertumbuhan bulu yang LAMBAT. Point terakhir ini mempunyai korelasi dengan suhu pemanas buatan pada saat awal pemeliharaan ayam. Hal ini terkait pula dengan sifat ayam potong modern yang lebih lambat beradaptasi dengan lingkungan.
Sebuah fakta lapangan yang tidak bisa dibantah, bahwa banyak peternak, sering meremehkan fungsi dan keberadaan pemanas buatan alias brooder pada budidaya pemeliharaan ayam potong (broiler).
Umumnya mereka menilai fungsi pemanas buatan tidak lebih sebagai penghangat anak ayam, sebagai pengganti induknya selama masa pertumbuhan. Maka setelah cukup umur, keberadaan pemanas itupun bisa ditiadakan.
Asumsi itu sebenarnya tidak salah, justru sangat tepat sekali. Namun jika kemudian penjelasannya tidak atas dasar fakta-fakta ilmiah justru menjadi boomerang. Hal itu tidak lain oleh karena dasar pijak penjelasan terlalu disederhanakan.
Menurut Tony bahwa fungsi pemanas pada ayam potong adalah sangat penting sekali. Karena ayam potong adalah jenis ternak hasil bioteknologi yang sangat sarat dengan intervensi manusia di dalam kehidupannya. Terlebih lagi, ayam potong sekarang adalah sudah sangat jauh berbeda dengan ayam potong 50 tahun yang lalu.
Jelas sudah bahwa sifat dan karakter genetik ayam potong saat ini sudah sangat jauh berbeda jika dibandingkan dengan ayam potong masa lalu. Tony bahkan lebih ekstrim menegaskan bahwa ayam potong saat ini sudah sangat jauh berbeda dengan ayam potong 5 tahun yang lalu.
“Tidak sampai satu abad, dalam perbedaan karakteristik ayam potong, karena 5(lima) tahun yang lalu saja sudah sangat jauh berbeda dengan yang sekarang” jelas Tony. Oleh karena itu tidak bisa disamakan dalam hal pengelolaan dan budi dayanya. Mutlak adanya perubahan yang signifikan untuk bisa mencapai produktiftas yang optimal.
Tony mengibaratkan dalam strategi perang, maka tentunya ada jurus baru agar bisa memenangi sebuah pertempuran. Karena jika dengan jurus dan pola yang lama sudah pasti akan kalah dan tidak membawa hasil yang terbaik.
Adapun sasasan dalam pemeliharaan ayam pada era sekarang ini adalah menghasilkan ayam dengan”daya hidup” yang tinggi. Ini maknanya terus menekan angka mortalitas sekecil mungkin. Selain itu tidak hanya menghasilkan bobot yang ekstreem berat per induvidual, namun justru aspek keseragaman bobot sesuai dengan pola baku efisiensi yaitu konversi pakan yang rendah.
Pada ayam potong modern umur 4 minggu pertumbuhan bulu masih sangat sedikit, akan tetapi di pihak lain pertumbuhan otot sudah demikian pesat. Akibatnya jika fungsi dan keberadaan pemanas buatan tidak optimal, sudah pasti akan menyebabkan terganggunya pertumbuhan dan perkembangan. Termasuk dalam hal pertumbuhan organ-organ penting dalam kehidupannya seperti sistema pencernaan, sistema kekebalan tubuhnya.
Menurut Tony bahwa minggu pertama bagi ayam potong modern adalah sangat penting sekali. Oleh karena itu harus ada perhatian yang ekstra lebih pada saat umur itu, jika tidak ingin merugi. Suhu lingkungan menjadi sangat penting, karena pada akhir minggu pertama bobot harus mencapai 4 (empat) kali lipat dari bobot awal.
Sebagaimana sudah disinggung dimuka, bahwa kemampuan adaptasi yang rendah itu, harus disiasati. Point awal hal itu adalah pada faktor suhu lingkungan. Sebagaimana diketahui meski ayam termasuk hewan berdarah panas (homeothermal) tetapi ia adalah termasuk hewan peralihan dari hewan berdarah dingin ke hewan berdarah panas sejati (mamalia). Makanya ketika ayam habis menetas, thermoregulator / pengatur suhu badannya belum berfungsi.
Oleh karena itu fungsi pemanas buatan menjadi sangat penting sekali, karena bukan saja menjadi penghangat semata, akan tetapi panas itu juga berfungsi menstimulus fungsi-fungsi organ lain termasuk fungsi pengatur suhu bandannya. Adapun fungsi organ pengatur suhu badan ayam mulai berfungsi pada hari ke-7 dan efektif bekerja secara optimal pada umur 21 hari.
Atas dasar itu maka kesesuaian suhu lingkungan bagi ayam potong modern menjadi sangat penting. Dan variabel terciptanya suhu lingkungan yang ideal tidak hanya berasal dari pemanas buatan semata, akan tetapi ada aspek yang lain. Sebagai contohnya adalah ketebalan litter dan ventilasi kandang. Litter yang tipis akan menimbulkan panas yang cepat muncul dan juga sebaliknya akan cepat hilang jika ditiup angin kencang. Idealnya ketebalan litter menurut Tony adalah 8 cm.
Sedangkan ventilasi kandang akan sangat mempengaruhi suhu ideal di dalam kandang. Oleh karena itu tirai pengatur ventilasi harus diatur sedemikian rupa agar hembusan angin tidak menurunkan suhu lngkungan dalam kandang, tetapi juga tidak menyebabkan rendahnya kelembaban dan sirkulasi udara yang lambat bergerak.
Idealnya pemanas buatan dihidupkan 4-6 jam sebelum anak ayam (DOC) masuk ke dalam kandang. Suhu dan kelembaban pada umur dibawah 3 minggu adalah 30-35C dan 50-70%. Setelah umur lebih 3 minggu atau dewasa, suhu lingkungan 18 – 29.6 C dan kelembabannya juga 50-70%.
Untuk memeriksa apakah suhu lingkunga sesuai yang dibutuhkan ayam dapat dilihat dan diraba pada kaki, leher dan muka. Jika kaki teraba dingin, maka sangat mungkin litter terlalu tebal atau terlalu tipis. Solusi atur ketebalan litter.
Sebagaimana diungkapkan oleh Tony, bahwa arti pentingnya suhu lingkungan yang terukur pada litter di mana suhu optimal untuk produktiftas ayam potong modern adalah berkisar 30-32C. Pada suhu itu konversi pakan berkisar 1.46-1.47 dengan pertambahan berat badan (ADG) 53.0-53.6 gram. Sedangkan jika suhu pada litter berkisar 20-24C konversi pakan cukup tinggi yaitu mencapai 1.50-1,52 dengan ADG 50,0-51,2 gram.
Jika suhu litter dingin maka akan menyebabkan konversi pakan buruk, pertumbuhan buruk dan juga tidak seragamnya pertumbuhan dalam populasi. Oleh karena itu Tony menyarankan agar jangan mengandalkan pada alat ukur suhu yang terdapat pada kandang saja akan tetapi harus memeriksa secara sampling ayam pada kaki , leher dan muka. Sebab ayam membutuhkan suhu lingkungan yang effektif atau yang benar-benar dirasakan oleh ayam dalam rangka untuk pertumbuhan dan produktifitasnya.
Akhirnya bahwa masalah temperatur lingkungan begitu penting bagi pertumbuhan, kesehatan dan juga produktifitas ayam itu.
tag from: majalah infovet tgl 22 juni 2011

Persiapan Kandang

Persiapan Kandang   |
Masa persiapan kandang mempunyai andil yang besar terhadap keberhasilan pemeliharaan ayam. Kegagalan pada masa pemeliharaan ini akan mengakibatkan peningkatan ancaman serangan bibit penyakit.
Saat kondisi kandang yang kotor, konsentrasi atau tantangan bibit penyakit dalam kandang meningkat. Kondisi ini akan memperlebar peluang ayam terinfeksi atau terserang penyakit. Dan kebalikannya, saat kondisi kandang bersih dan telah didesinfeksi maka konsentrasi bibit penyakit akan menurun sehingga tantangan bibit penyakit berkurang dan ayam aman dari infeksi atau serangan penyakit.

Setelah Ayam Meninggalkan Kandang

Saat ayam diafkir atau dipanen, di dalam kandang akan tertinggal sisa-sisa pemeliharaan ayam, baik kotoran, debu maupun bulu. Tak tertinggal juga, sejumlah besar bibit penyakit yang pada periode sebelumnya telah menyertai keberadaan ayam.

Kondisi kandang setelah ayam diafkir atau dipanen relatif kotor dan banyak terkontaminasi oleh bibit penyakit
Ayam seluruhnya telah meninggalkan kandang, begitu juga seharusnya sisa-sisa pemeliharaan ayam tersebut. Oleh karena itu kita perlu melakukan beberapa manajemen pembersihan dan desinfeksi kandang agar kandang sebisa mungkin kembali pada kondisi semula, baik dari struktur (kondisi fisik) maupun fungsinya.
Kotoran ayam menumpuk di setiap sudut kandang, bulu-bulu ayam juga merata di seluruh bagian kandang. Tak ketinggalan juga debu banyak berterbangan di dalam dan sekitar kandang. Kondisi ini tentu menjadi media yang baik sebagai tempat persembunyian dan perkembangan bibit penyakit.
Perlu menjadi pemahaman kita bersama, saat kondisi kandang dan lingkungannya kotor, bibit penyakit akan bertahan lebih lama. Terlebih lagi ada bahan organik, seperti feses yang bisa menjadi media bibit penyakit untuk tetap hidup.
Bibit penyakit memiliki kemampuan bertahan dalam jangka waktu yang bermacam-macam (tabel 1). Hal ini perlu kita perhatikan agar saat proses pembersihan dan pendesinfeksian kandang kita lakukan dengan sepenuhnya.
Tabel 1. Daya Tahan Bibit Penyakit di Luar Tubuh Ayam

Perlakuan Kandang Kotor

Fokus keberhasilan manajemen pembersihan dan desinfeksi kandang ini ialah jumlah bibit penyakit yang berada di dalam kandang dapat dikurangi atau diminimalkan. Kenapa bukan dihilangkan (sterilisasi)? Sterilisasi bukan istilah yang tepat digunakan untuk aktivitas tersebut, mengingat kondisi kandang yang tidak bisa terkendali secara penuh, misalnya saja aliran udara yang tidak bisa dikendalikan akan mengakibatkan bibit penyakit selalu ada di dalam kandang. Oleh karena itu, istilah yang digunakan dalam manajemen pembersihan kandang ialah sanitasi dan desinfeksi.
Tahapan penanganan kandang kotor antara lain :
  • Keluarkan dan bersihkan sisa kotoran (feses dan sisa litter)
Sisa kotoran ayam, baik berupa feses, sisa litter, bulu maupun debu hendaknya dikeluarkan dari kandang dengan cara disapu. Setelah itu, lakukan penyemprotan air bertekanan dengan memakai jetspray. Pastikan semua bagian kandang tersemprot oleh jetspray.
Gunakan jetspray untuk membersihkan sisa kotoran ayam di sela-sela dinding atau lantai
Penggunaan jetspray ini akan memudahkan kita untuk menghilangkan sisa feses yang berada di sela-sela dinding atau lantai secara optimal. Selain itu, pemakaian jetspray ini akan mempercepat proses pembersihan kandang dengan hasil yang lebih optimal.
Seringkali yang menjadi permasalahan ialah masih adanya sisa feses yang berada di bagian ini. Jika tidak dihilangkan maka bisa dipastikan siklus bibit penyakit akan selalu berlangsung dan bibit penyakit selalu berada di dalam kandang. Adanya sisa feses ini menjadi tempat persembunyian bibit penyakit dan daya kerja desinfektan membasmi bibit penyakit yang berada di sisa feses ini menjadi tidak optimal.

Sisa feses yang berada di sela-sela lantai kandang akan menyebabkan bibit penyakit selalu berada di dalam kandang
Membersihkan lantai dengan cara menggosok menggunakan sabun juga perlu dilakukan. Feses ayam memiliki lapisan lemak atau minyak sehingga saat menempel di lantai kandang sulit dihilangkan jika hanya menggunakan air. Oleh karena itu diperlukan pemakaian sabun yang mampu melarutkan minyak tersebut. Pembersihan dengan sabun ini juga sekaligus sebagai cara untuk menghilangkan kotoran yang masih tersisa dari penyemprotan dengan menggunakan jetspray.
Proses pembersihan dengan sabun akan memastikan lapisan lemak atau minyak dari feses ayam hilang
Setelah penyabunan, kandang hendaknya disemprot dengan air lagi kemudian dikeringkan. Sabun yang masih tersisa dapat menurunkan potensi beberapa jenis desinfektan, terutama yang mengandung zat aktif dari golongan ammonium quartener (Medisep atau Mediklin).
  • Penyemprotan desinfektan
Penyemprotan desinfektan (desinfeksi, red) bertujuan membasmi bibit penyakit yang masih tersisa di dalam kandang, baik di lantai maupun udara kandang. Penyemprotan desinfektan yang pertama sebaiknya dilakukan dengan optimal, dimana seluruh bagian kandang harus basah atau terkena cairan desinfektan. Perlu diketahui, desinfektan hanya akan bekerja jika kontak dengan bibit penyakit. Oleh karena itu, penyemprotan desinfektan yang pertama kali sebaiknya menggunakan jetspray. Dengan demikian cairan desinfektan dapat masuk ke pori-pori dinding atau lantai kandang.
Desinfektan yang bisa digunakan antara lain Formades, Sporades, Mediklin, Medisep, Antisep atau Neo Antisep. Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat penggunaan desinfektan :
  • Jenis bibit penyakit
Tidak semua bibit penyakit dapat dibasmi oleh desinfektan, oleh karenanya pemilihan desin-fektan harus dilakukan secara tepat. Contohnya ialah virus yang tidak memiliki amplop (non enveloped), seperti virus Gumboro, Egg drop syndrome (EDS) dan reovirus tidak dapat dibasmi oleh desinfektan dari golongan ammonium chloride (quats) seperti Medisep atau Mediklin. Hal ini dikarenakan mekanisme kerja dari desinfektan golongan quats ialah merusak dinding sel sehingga mengurangi permeabilitas dinding sel dan akhirnya bibit penyakit mati. Virus yang tidak memiliki amplop tidak memiliki dinding sel sehingga desinfektan golongan quats tidak bisa membasminya.
    1. Materi organik
Materi organik, seperti sisa feses dan lendir juga dapat menurunkan kerja desinfektan. Materi organik ini akan menghalangi kontak antar desinfektan dan bibit penyakit. Akibatnya daya kerja desinfektan cenderung menurun, terlebih lagi desinfektan dari golongan klorin, iodine (Antisep, Neo Antisep) dan quats (Medisep, Mediklin). Disinilah pentingnya melakukan pembersihan kandang dengan menghilangkan semua bahan organik yang ada.
    2. pH
Potent of hydrogen atau tingkat keasaman air yang digunakan untuk melarutkan desinfektan juga berpengaruh terhadap daya kerja desinfektan. Desinfektan golongan iodine dan kaporit akan bekerja optimal di suasana asam-netral (pH 4-7) dan golongan quats dan glutaraldehyde akan berfungsi optimal saat dilarutkan dalam air dengan pH basa - netral. Melihat karakteristik itu, maka alangkah baiknya jika kita menggunakan air dengan pH netral untuk melarutkan desinfektan sehingga semua jenis desinfektan dapat bekerja dengan optimal.
    3. Tingkat kesadahan
Tingkat kesadahan ditentukan dari kandungan ion Ca2+, Mg2+ atau Fe3+ dalam air tersebut. Semakin tinggi kandungan ion-ion itu, semakin tinggi juga tingkat kesadahan air. Sama halnya pada obat, pelarutan desinfektan dalam air dengan tingkat kesadahan yang tinggi akan mengakibatkan penurunan potensi desinfektan, utamanya desinfektan dari golongan quats dan iodine. Saat dilarutkan dalam air sadah, desinfektan itu akan diikat oleh ion-ion tersebut, akibatnya daya kerjanya menurun.
Indikasi yang menunjukkan air memiliki tingkat kesadahan yang tinggi ialah saat dilarutkan sabun atau detergen dalam air itu tidak akan terbentuk busa. Guna memastikan tingkat kesadahan air sebaiknya dilakukan pengujian di laboratorium dan Medion memiliki fasilitas ini.
Penyemprotan desinfektan hendaknya dilakukan di seluruh bagian kandang, baik lantai, dinding, atap maupun udara dalam kandang. Perlu dipastikan semua bagian kandang terkena dan basah oleh cairan desinfektan agar bibit penyakit yang mencemari kandang berkurang.
Hasil trial penyemprotan Formades dan Sporades pada dinding dan udara dalam kandang yang dilakukan dengan teknik swap
Penanganan kandang kotor tidak hanya dilakukan pada kandangnya saja, tetapi juga peralatan dan lingkungan kandang. Peralatan kandang seperti tempat ransum, tempat minum, tirai, brooder (Indukan Gas Medion [IGM]), chick guard dalam peralatan yang lainnya hendaknya dibersihkan, didesinfeksi dan diperiksa keoptimalan kerja dan fungsinya.

Tempat makan dan tempat minum harus dibersihkan dan didesinfeksi sebelum digunakan kembali
Tempat makan dan minum dicuci sampai bersih kemudian didesinfeksi dengan cara direndam dalam larutan desinfektan selama 30 menit. Desinfektan yang biasanya digunakan ialah Medisep (15 ml tiap 10 liter air). Setelah itu, dikeringkan dengan cara diangin-anginkan. Kami menyarankan untuk pengeringan sebaiknya tidak dilakukan di bawah sinar matahari langsung karena bisa mempercepat kerusakan peralatan itu.
Kondisi atau kelayakan peralatan juga perlu diperiksa. Pastikan semua peralatan dapat berfungsi secara optimal. Pastikan IGM dapat bekerja dengan baik dalam menghasilkan panas bagi DOC, jangan sampai saat akan digunakan IGM mengalami masalah. Kondisi ini akan menyebabkan ayam stres sehingga pertumbuhannya terhambat.
Biofilm menjadi tempat persembunyian bibit penyakit yang aman dan bisa menghambat kerja desinfektan membasmi bibit penyakit
Demikian juga dengan tempat minum, ganti piringan tempat minum yang sudah pecah agar air minum tidak membasahi lantai kandang sehingga memicu peningkatan kadar amonia. Pada pemakaian Tempat Minum Ayam Otomatis (TMAO) atau ND-360 (nipple drinker) lakukan pembersihan saluran air atau paralon dengan cara flushing. Flushing bisa diartikan sebagai teknik pembersihan dengan menyemprotkan air bertekanan. Namun, jika lapisan biofilm (sisa obat, vitamin dan vaksin yang menempel pada dinding paralon) telah terbentuk lama dan menjadi kerak maka perlu penambahan zat kimia tertentu untuk menghilangkannya. Zat kimia ini antara lain hidrogen peroksida (H2O2) (10%), ozon (1-2 mg/l) atau asam sitrat (10 ml/l). Flushing hendaknya dilakukan secara rutin setelah pemberian vitamin, obat atau vaksin melalui air minum. Namun jika tidak memungkinkan maka minimal dilakukan saat proses persiapan kandang.
Selain saluran air, pembersihan dan desinfeksi juga dilakukan pada tempat penampungan air minum, baik torn di masing-masing kandang maupun water ground. Perlu kita perhatikan, saat desinfeksi tempat dan penampungan air minum hendaknya dipilih desinfektan yang aman bagi ayam, seperti Medisep, Neo Antisep atau Antisep.
Rumput yang berada di sekitar kandang perlu dirapikan agar tidak menjadi sarang nyamuk maupun insekta lainnya

Selokan yang bersih dan aliran lancar akan meminimalkan sarang atau tempat berkembang biak nyamuk
Kondisi lingkungan kandang juga perlu diperhatikan. Rumput atau semak-semak yang tumbuh di sekitar kandang harus dikontrol jangan sampai tumbuh secara liar karena bisa menjadi tempat persembunyian nyamuk, lalat maupun insekta lainnya. Rumput hendaknya dipotong atau dirapikan. Selokan dibersihkan sehingga aliran airnya lancar. Genangan air diselokan akan menjadi media yang cocok untuk perkembangan nyamuk yang menjadi agen atau vektor penularan penyakit malaria like atau malaria unggas.

Perbaikan Kandang

Kondisi kandang juga perlu mendapatkan perhatian saat masa persiapan kandang. Kandang merupakan tempat tinggal ayam dan kandang yang baik tentu harus nyaman.
Kondisi atap, dinding maupun lantai harus dikontrol. Saat ditemukan kerusakan pada salah satu bagian kandang tersebut perlu segera dilakukan perbaikan.
Atap yang bocor dan lantai yang rusak berlubang hendaknya diperbaiki saat masa persiapan kandang
Kondisi tanah di bawah kandang yang berperan menyerap air dari feses juga perlu diberikan perlakuan khusus, seperti penambahan kapur. Selain membunuh bibit penyakit, penambahan kapur ini juga dapat mengembalikan pH tanah menjadi netral dan juga meningkatkan daya serap tanah terhadap air.

Kandang Diistirahatkan

Setelah kandang dibersihkan dan didesinfeksi seluruhnya, tiba saatnya kandang diistirahatkan untuk beberapa waktu. Secara umum, masa istirahat kandang hendaknya tidak kurang dari 14 hari. Bahkan saat terjadi kasus, misalnya serangan Gumboro maka masa istirahat kandang diperpanjang. Tujuannya agar bibit penyakit yang berada di kandang bisa dikurangi secara optimal.
Saat istirahat kandang sebaiknya tidak ada aktivitas di dalam dan sekitar kandang atau minimal aktivitas pekerja keluar masuk dibatasi. Pintu dan tirai kandang ditutup. Hanya saja kita sering lupa meski kandang dalam masa istirahat namun lalu lintas kendaraan yang keluar masuk lokasi peternakan kurang terkontrol. Anggapannya di kandang sedang tidak ada ayam, makanya mobil yang keluar masuk tidak dibatasi dan didesinfeksi.
Sebuah dilematis tentunya, selama istirahat kandang ini, peternak atau pekerja kandang untuk sementara waktu menganggur dan tidak memperoleh pendapatan. Oleh karenanya ada beberapa peternak yang mempersingkat masa istirahat kandang dengan dalih ingin mengejar produksi. Perlu kita ingat, masa istirahat kandang yang lebih singkat ini akan membawa konsekuensi bibit penyakit belum sepenuhnya berkurang. Dengan demikian, saat manajemen pemeliharaan harus dilakukan dengan lebih ketat, terutama proses biosecurity atau penyemprotan kandang.

Inspeksi Kesiapan Kandang

Inspeksi kesiapan kandang dirasa perlu dilakukan untuk memastikan kondisi kandang benar-benar siap menerima kedatangan ayam. Inspeksi ini biasanya dilakukan 1 minggu sebelum chicks in. Aspek kesiapan yang perlu diinspeksi diantaranya :
  • Kebersihan kandang
Kebersihan menjadi aspek yang pertama kali perlu diamati saat melakukan inspeksi kesiapan kandang. Jika kandang masih kotor, misalnya masih terdapat sisa feses atau litter yang menempel pada lantai kandang dengan sebaran yang cukup banyak maka hendaknya dilakukan pembersihan dan desinfeksi ulang. Bahkan di salah satu farm di Jakarta Timur jika ditemukan hal itu diputuskan untuk mengundur jadwal chick in pada kandang itu.Adanya sisa feses di lantai kandang bisa menjadi sumber penyakit untuk ayam yang akan dipelihara
  • Keadaan kandang
Inspeksi keadaan kandang ini lebih diarahkan pada struktur kandang. Apakah masih ada atap yang bocor, lantai yang jebol atau dinding yang rusak? Kekokohan kandang juga harus kita perhatikan. Selain itu, tanah yang berada di bawah lantai kandang panggung juga perlu diperik-sa apakah masih ada sisa feses.
  • Kesiapan peralatan
Peralatan kandang seperti tempat ransum, tempat minum, tirai maupun pemanas juga harus diinspeksi baik kebersihan maupun fungsinya. Jumlah tempat minum dan ransum juga harus diperhatikan. Selain itu, bahan litter sebaiknya telah disiapkan di dalam kandang.

Kondisi lingkungan kandang
Jika ada rumput atau semak-semakan yang masih tumbuh liar di sekitar kandang maka perlu dilakukan pemotongan. Saluran air juga perlu dicek kembali untuk memastikan aliran air pembuangan lancar.
Jika diperlukan bisa dibuat form khusus untuk keperluan inspeksi ini. Hasil inspeksi ini dijadikan dasar kita untuk menentukan siap tidaknya kandang menerima DOC.
Setelah dinyatakan kandang siap menerima DOC maka persiapan selanjutnya ialah membuat kandang brooding. Peralatan juga mulai dipasang dimasing-masing kandang brooding. Litter yang telah didesinfeksi mulai dihamparkan di dalam kandang.
Desinfeksi kandang ulang (desinfeksi ke-2) juga perlu dilakukan. Desinfeksi ke-2 ini bisa dilakukan dengan teknik semprot halus atau pengasapan (fogging). Desinfeksi ulang ini bisa dilakukan 3 hari sebelum chicks in.
Proses persiapan kandang yang meliputi pembersihan dan desinfeksi peralatan, kandang maupun lingkungannya hendaknya kita lakukan dengan optimal. Mengingat proses pembersihan dan desinfeksi kandang yang optimal akan menurunkan konsentrasi bibit penyakit. Dan juga kondisi kandang yang nyaman dan peralatan yang optimal sangat diperlukan bagi ayam untuk mengoptimalkan potensi genetik yang dibawanya, yaitu pertumbuhan berat badan atau produksi telur secara optimal. Keberhasilan awal sangat mendukung produktivitas ayam.

Info Medion Edisi Mei 2009
Tag from : Info Medion Online (http://info.medion.co.id).

Sekilas Breeding Farm

Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket